1)Kembar Monozygotik
(Identik)
Kembar identik yang disebut juga
sebagai kembar Monozygotik, yaitu kembar yang berasal dari satu telur.
Mempunyai gen yang sama, jenis kelamin yang sama, dan muka yang serupa.
Proses terjadinya
kembar identik yaitu karena pada masa pembuahan sebuah sel telur matang di
buahi oleh sebuah sperma yang membantuk zygote, kemudian zygote ini akan
membelah.
Jika pembelahan zygote ini terjadi saat awal pembuahan (1-3 hari setelah pembuahan) maka setiap embrio biasanya akan memiliki kantong ketuban yang berbeda, dan satu plasenta.
Tetapi bila pembelahan terjadi setelah 14 hari maka kemungkinan kembar akan terjadi join / menempel bersama pada bagian dari tubuhnya atau pembelahan yang tidak sempurna yang disebut sebagai kembar siam lebih tinggi.
Jika pembelahan zygote ini terjadi saat awal pembuahan (1-3 hari setelah pembuahan) maka setiap embrio biasanya akan memiliki kantong ketuban yang berbeda, dan satu plasenta.
Tetapi bila pembelahan terjadi setelah 14 hari maka kemungkinan kembar akan terjadi join / menempel bersama pada bagian dari tubuhnya atau pembelahan yang tidak sempurna yang disebut sebagai kembar siam lebih tinggi.
Masa pembelahan sel telur terbagi
dalam empat waktu, yaitu 0 - 72 jam, 4 - 8 hari, 9-12 dan 13 hari atau lebih.
Pada pembelahan pertama, akan terjadi diamniotik yaitu rahim punya dua selaput ketuban, dan dikorionik atau rahim punya dua plasenta.
Sedangkan pada pembelahan kedua, selaput ketuban tetap dua, tapi rahim hanya
punya satu plasenta. Pada kondisi ini, bisa saja terjadi salah satu bayi
mendapat banyak makanan, sementara bayi satunya tidak. Akibatnya, perkembangan
bayi bisa terhambat. Lalu, pada pembelahan ketiga, selaput ketuban dan plasenta
masing-masing hanya sebuah, tapi bayi masih membelah dengan baik.
Pada pembelahan keempat, rahim hanya
punya satu plasenta dan satu selaput ketuban, sehingga kemungkinan terjadinya
kembar siam cukup besar. Pasalnya waktu pembelahannya kelamaan, sehingga sel
telur keburu berdempet. Jadi kembar siam biasanya terjadi pada monozigot yang
pembelahannya lebih dari 13 hari.
Dari keempat pembelahan
tersebut, tentu saja yang terbaik adalah pembelahan pertama, karena bayi bisa
membelah dengan sempurna. Namun, keempat pembelahan ini tidak bisa diatur
waktunya. Faktor yang memengaruhi waktu pembelahan, dan kenapa bisa membelah
tidak sempurna sehingga mengakibatkan dempet, biasanya dikaitkan dengan
infeksi, kurang gizi, dan masalah lingkungan.
(2)
Kembar Dizygotik
Kembar fraternal yang disebut juga sebagai kembar dizygotik, yaitu kembar yang berasal dari dua telur. Mereka biasanya tidak terlalu mirip atau seperti kakak adik saja.
Tidak
selalu memiliki jenis kelamin yang sama dimana : 1/2 bagian dari kembar
fraternal adalah anak laki - anak perempuan; 1/4 bagian adalah anak laki - anak
laki dan ; 1/4 bagian lagi anak perempuan - anak perempuan.
Proses
terjadinya kembar fraternal yaitu karena pada masa pembuahan terdapat dua buah
sel telur matang yang masing- masing di buahi oleh sperma yang berbeda.
Karena
berasal dari dua telur dan sperma yang berbeda maka masing- masing mempunyai
kantung ketuban dan plasenta sendiri. Jadi kembar fraternal, adalah terjadinya
2 proses pembuahan dalam satu kehamilan.
Kira-kira
2/3 bagian dari bayi kembar adalah kembar fraternal. Biasanya dokter akan dapat
menyatakan kembar identik atau fraternal setelah proses kelahiran dengan
menilai dari plasentanya.

Kehamilan Kembar (Gemeli) pada Penyulit
Persalinan
Kehamilan kembar terjadi
bila 2 atau lebih ovum mengalami pembuahan ( dizygotic) atau
bila satu ovum yang sudah dibuahi mengalami pembelahan terlalu dini sehingga
membentuk 2 embrio yang identik (monozygotic).
Kembar monozygotik terjadi pada 2.3 – 4 per 1000 kehamilan pada semua jenis suku bangsa, 30% dari semua jenis kehamilan kembar.
Kembar dizygotic (fraternal) adalah dua buah ovum yang mengalami pembuahan secara terpisah, 70% dari semua jenis kehamilan kembar.
15 tahun terakhir ini angka kejadian kehamilan kembar meningkat oleh karena :
Kembar monozygotik terjadi pada 2.3 – 4 per 1000 kehamilan pada semua jenis suku bangsa, 30% dari semua jenis kehamilan kembar.
Kembar dizygotic (fraternal) adalah dua buah ovum yang mengalami pembuahan secara terpisah, 70% dari semua jenis kehamilan kembar.
15 tahun terakhir ini angka kejadian kehamilan kembar meningkat oleh karena :
1. Pemakaian luas dari obat induksi ovulasi
2. Penerapan ART (assisted reproductive
technology)
Morbiditas dan mortalitas maternal lebih tinggi pada kehamilan kembar
dibanding kehamilan tunggal akibat :
b. Perdarahan
c. Infeksi traktus urinarius
2/3 kehamilan kembar berakhir
dengan persalinan janin tunggal
(sebagian embrio lain berakhir dalam usia kehamilan 10 minggu)
Mortalitas perinatal kehamilan kembar lebih tinggi dari kehamilan tunggal oleh karena :
Mortalitas perinatal kehamilan kembar lebih tinggi dari kehamilan tunggal oleh karena :
a. Kelainan kromosome
b. Prematuritas
c. Kelainan kongenital
d. Hipoksia
e. Trauma
A. PATOGENESIS
Kehamilan kembar yang
terjadi dari fertilisasi sebuah ovum dari satu sperma.
Biasanya memiliki jenis kelamin sama.
Perkembangan tergantung pada saat kapan terjadinya divisi preimplantasi
Umumnya memiliki karakteristik fisik sama ( bayangan cermin) ; namun dengan sidik jari yang berbeda.
Biasanya memiliki jenis kelamin sama.
Perkembangan tergantung pada saat kapan terjadinya divisi preimplantasi
Umumnya memiliki karakteristik fisik sama ( bayangan cermin) ; namun dengan sidik jari yang berbeda.
Kehamilan kembar yang
berasal dari dua buah ovum dan dua sperma.
Kehamilan kembar dizyogitic dapat memiliki jenis sex berbeda atau sama.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya kembar dizygotic :
Kehamilan kembar dizyogitic dapat memiliki jenis sex berbeda atau sama.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya kembar dizygotic :
Ø Ras (lebih sering pada kulit berwarna)
Ø Angka kejadian di Jepang 1.3 : 1000 ; di
Nigeria 49 : 1000 dan di USA 12 : 1000
Ø Cenderung berulang.
Ø Menurun dalam keluarga (terutama keluarga
ibu).
Ø Usia (sering terjadi pada usia 35 – 45
tahun).
Ø Ukuran tubuh ibu besar sering mempunyai
anak kembar.
Ø Golongan darah O dan A sering mempunyai
anak kembar.
Ø Sering terjadi pada kasus yang segera
hamil setelah menghentikan oral kontrasepsi.
Ø Fertilisasi 2 ovum yang berasal dari 1
oosit dengan 2 sperma.
Ø Fertilisasi satu ovum dengan 2 sperma pada
dua kejadian coitus yang berbeda (superfecundasi)
Ø Superfetation adalah fertilisasi
2 ovum yang dilepaskan pada dua haid yang berbeda (tidak mungkin terjadi pada
manusia) oleh karena corpus luteum pada proses kehamilan sebelumnya akan
menekan terjadinya proses ovulasi pada siklus bulan berikutnya.
B. FAKTOR FAKTOR TERKAIT
1. Anemia gravidarum sering terjadi .
2. Gangguan pada sistem respirasi
dimana “Respiratory tidal volume” meningkat tapi pasien
lebih bebas bernafas oleh karena kadar progesteron yang tinggi.
3. Kista lutein dan asites sering terjadi
oleh karena tingginya hCG.
4. Perubahan kehamilan lebih menyolok
pada sistem kardiovaskular, sistem respirasi, sistem Gastrointestinal , ginjal
dan sistem muskuloskeletal.
· Anemia gravidarum
· Infeksi traktus
urinariums
· Preeklampsia –eklampsia
· Kejadian plasenta previa
· Inersia uteri
C. PLASENTA DAN TALIPUSAT
Plasenta dan selaput ketuban pada kembar monozygote dapat bervariasi seperti terlihat pada gambar 22.1, tergantung pada saat “pembelahan awal” pada discus embrionik. Variasi yang dapat terlihat adalah :
Plasenta dan selaput ketuban pada kembar monozygote dapat bervariasi seperti terlihat pada gambar 22.1, tergantung pada saat “pembelahan awal” pada discus embrionik. Variasi yang dapat terlihat adalah :
1. Pembelahan sebelum stadium morula dan
diferensiasi trofoblas (pada hari ke III) menghasilkan 1 atau 2 plasenta, 2
chorion dan 2 amnion (sangat menyerupai kembar dizygotic dan meliputi hampir
1/3 kasus kembar monozygotic)
2. Pembelahan setelah diferensiasi trofoblas
tapi sebelum pembentukan amnion (hari ke IV – VIII) menghasilkan 1 plasenta dan
2 amnion ( meliputi 2/3 kasus kembar monozygotic)
3. Pembelahan setelah diferensiasi amnion (
hari ke VIII – XIII) menghasilkan 1 plasenta, 1 chorion dan 1 amnion
4. Pembelahan setelah hari ke 15 menyebabkan
kembar tak sempurna, pembelahan pada hari ke XIII – XV menyebabkan kembar
siam.
Masalah paling serius pada plasenta monochorionic adalah jalur pintas
pembuluh darah yang disebut sebagai sindroma “twin to twin tranfusion” yang
terjadi akibat anastomosis masing-masing individu sejak kehamilan awal mereka.
Komunikasi yang terjadi dapat ateri-arteri, vena-vena atau arteri – vena. Yang paling berbahaya adalah kombinasi arteri-vena yang dapat menyebabkan sindroma “twin to twin tranfusion”
Komunikasi yang terjadi dapat ateri-arteri, vena-vena atau arteri – vena. Yang paling berbahaya adalah kombinasi arteri-vena yang dapat menyebabkan sindroma “twin to twin tranfusion”
Janin resipien akan mengalami : edematous, hipertensi, asites, ‘kern’
icterus, pembesaran ginjal dan jantung, hidramnion akibat poliuria,
hipervolemia dan meninggal akibat gagal jantung dalam usia 24 jam pertama.
Janin donor : kecil, pucat, dehidrasi akibat PJT-Pertumbuhan janin
terhambat, malnutrisi dan hipovolemia, oligohidramnion, anemia berat, hidrops
fetalis dan gagal jantung.
Kejadian prolapsus talipusat sering terjadi pada kedua janin.
Janin kedua sering mengalami ancaman terjadinya solusio plasenta, hipoksia, serta“constriction ring dystocia”.
Kejadian insersio vilamentosa pada kehamilan kembar 7% (pada kehamilan tunggal 1%)
Kejadian sindroma arteri umbilikalis tunggal sering terjadi pada kehamilan monozygotik.
Kembar monochorionic-monoamniotic ( angka kejadian 1 : 100 kehamilan kembar) memiliki kemungkinan lahir hidup 50% akibat komplikasi talipusat. Pada kasus ini sebaiknya direncanakan SC pada kehamilan 32 – 34 minggu untuk mencegah terjadinya komplikasi pada talipusat.
Kejadian prolapsus talipusat sering terjadi pada kedua janin.
Janin kedua sering mengalami ancaman terjadinya solusio plasenta, hipoksia, serta“constriction ring dystocia”.
Kejadian insersio vilamentosa pada kehamilan kembar 7% (pada kehamilan tunggal 1%)
Kejadian sindroma arteri umbilikalis tunggal sering terjadi pada kehamilan monozygotik.
Kembar monochorionic-monoamniotic ( angka kejadian 1 : 100 kehamilan kembar) memiliki kemungkinan lahir hidup 50% akibat komplikasi talipusat. Pada kasus ini sebaiknya direncanakan SC pada kehamilan 32 – 34 minggu untuk mencegah terjadinya komplikasi pada talipusat.
D. JANIN
Melalui pemeriksaan ultrasonografi secara dini, diketahui bahwa angka
kejadian kehamilan kembar sebelum kehamilan 12 minggu
kira-kira 3.29 – 5.39%.
Namun 20% diantaranya satu atau lebih janin akan menghilang secara spontan dan kadang-kadang disertai dengan perdarahan pervaginam yang merupakan kjadian abortus (“vanishing twin”).
Kelainan kongenital pada kehamilan kembar ± 2% ( pada kehamilan tunggal ± 1%)
Kelainan kongenital pada kembar monozygotic lebih sering.
Namun 20% diantaranya satu atau lebih janin akan menghilang secara spontan dan kadang-kadang disertai dengan perdarahan pervaginam yang merupakan kjadian abortus (“vanishing twin”).
Kelainan kongenital pada kehamilan kembar ± 2% ( pada kehamilan tunggal ± 1%)
Kelainan kongenital pada kembar monozygotic lebih sering.
E. GEJALA KLINIK
1. Gejala dan Tanda
Tanda-tanda yang sering
terlihat :
· Ukuran uterus lebih
besar dari yang diharapkan.
· Kenaikan berat badan ibu
berlebihan.
· Polihidramnion.
· Riwayat ART (Assisted
Reproductive Technology)
· Kenaikan MSAFP (maternal
serum alpha feto protein)
· Palpasi yang meraba
banyak bagian kecil janin.
· Detik Jantung Janin lebih
dari 1 tempat dengan perbedaan frekuensi sebesar > 8 detik per menit.
2. Temuan Laboratorium
Sebagian besar kehamilan kembar terdeteksi
atas dasar pemeriksaaan MSAFP dan atau ultrasonografi.
Kadar Hematokrit dan Hemoglobin menurun.
Anemia maternal : hipokromik normositik.
Kemungkinan terjadi gangguan pada pemeriksaan OGTT-oral glucosa tolerance test.
Kadar Hematokrit dan Hemoglobin menurun.
Anemia maternal : hipokromik normositik.
Kemungkinan terjadi gangguan pada pemeriksaan OGTT-oral glucosa tolerance test.
3. Pemeriksaan ultrasonografi
Pemeriksaan ultrasonografi
pada kehamilan kembar harus
dikerjakan.
Pada kehamilan kembar dichorionic : jenis kelamin berbeda, plasenta terpisah dengan dinding pemisah yang tebal (> 2mm) atau “twin peak sign” dimana membran melekat pada dua buah plasenta yang menjadi satu.
Pada kehamilan monochorionik tidak terlihat gambaran diatas.
Pada kehamilan kembar dichorionic : jenis kelamin berbeda, plasenta terpisah dengan dinding pemisah yang tebal (> 2mm) atau “twin peak sign” dimana membran melekat pada dua buah plasenta yang menjadi satu.
Pada kehamilan monochorionik tidak terlihat gambaran diatas.
F. DIAGNOSA BANDING
Kesalahan dalam
penentuan tanggal HPHT-hari pertama haid terakhir dan Estimated Date of
Confinement-EDC sering menyebabkan kesalahan diagnosa kehamilan kembar.
2. Polihidramnion
3. Mola Hidatidosa
· Mioma uteri
· Tumor ovarium
· Vesika urinaria yang
penuh
5. Kehamilan Kembar dengan
komplikasi
Bila satu dari janin kembar dizygotik mati, janin yang mati akan mengalami mumifikasi
Janin yang mati potensial untuk menyebabkan masalah pada ibu atau janin lain (gangguan pembekuan darah pada ibu) dan ini dapat menimbulkan masalah medis yang pengambilan keputusan kliniknya amat sulit.
Bila satu dari janin kembar dizygotik mati, janin yang mati akan mengalami mumifikasi
Janin yang mati potensial untuk menyebabkan masalah pada ibu atau janin lain (gangguan pembekuan darah pada ibu) dan ini dapat menimbulkan masalah medis yang pengambilan keputusan kliniknya amat sulit.
G. PENATALAKSANAAN
Persalinan
Pasien harus segera ke rumah sakit bila muncul tanda awal persalinan, KPD atau mengalami perdarahan pervaginam.
Penilaian klinis dilakukan seperti pada umumnya proses persalinan normal.
Persiapan-persiapan yang perlu untuk tindakan bedah sesar yang mungkin dikerjakan.
Persalinan
Pasien harus segera ke rumah sakit bila muncul tanda awal persalinan, KPD atau mengalami perdarahan pervaginam.
Penilaian klinis dilakukan seperti pada umumnya proses persalinan normal.
Persiapan-persiapan yang perlu untuk tindakan bedah sesar yang mungkin dikerjakan.
Klasifikasi presentasi
intrapartum :
1. Vertex – Vertex ( 40%)
2. Vertex – nonVertex ,
bokong atau lintang ( 20% )
Kiri : presentasi
vertex-vertex
Kanan presentasi Vertex- presentasi bokong
Kanan presentasi Vertex- presentasi bokong
1) Posisi janin pertama harus ditentukan saat
masuk kamar bersalin.
2) Bila janin pertama letak lintang atau
letak sungsang maka persalinan diakhiri dengan
sectio caesar.
4) Bila janin pertama letak sungsang dan
janin letak kepala, dikhawatirkan terjadi interlocking sehingga persalinan anak pertama
mengalami “after coming head”
5) Setelah janin pertama lahir, biasanya
kontraksi uterus menghilang atau berkurang sehingga tidak jarang bahwa
kontraksi uterus perlu diperkuat dengan pemberian oksitosin infuse setelah
dipastikan anak ke II dapat lahir pervaginam.
H. KOMPLIKASI
b. Anemia
c. Polihidramnion
f. Mortalitas perinatal meningkat
I. PROGNOSIS
· Riwayat persalinan dengan kembar
dizygotic meningkatkan kemungkinan persalinan kembar berikutnya
sebesar 10 kali lipat.

Situs ini 100% aman. Jangan lupa komentarnya
0 komentar:
Post a Comment